Januari
2015, NASA bekerja sama dengan beberapa lembaga Antariksa Asia untuk misi
penelitian ke planet Mars dengan mengirimkan tiga orang astronot. Aku mewakili
LAPAN untuk bergabung bersama aliansi NASA. Aku adalah seorang ilmuwan LAPAN
(lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) di bidang astronautic engineering,
Aku dan dua Astronot lain yakni James ahli Astrobiologi dari NASA (National
Aeronautics and Space Administration) dan Hiro ahli Geologi dari JAXA (Japan
Aerospace Eksploration Agency) Ditugaskan untuk misi penelitian ke planet Mars,
sebuah misi impian umat manusia.
Pagi itu
Istriku membangunkanku untuk berangkat menuju markas pusat NASA.
“Ayah… sekarang kau harus berangkat ke markas, dua hari lagi keberangkatanmu,
ayo bangun..!!”. kata Istriku membangunkanku yang tengah tergeletak di tempat
tidurku, seolah Aku lupa kalau dua hari lagi Aku berangkat ke suatu tempat
jauh, yang disebut Mars.
“Astaga.. Aku lupa. apa kau sudah bersiap ma?”
“sudah dari tadi, yang mau berangkat misi itu kamu, bukan Aku. tapi dilihat
dirimu, ayolah”
“iya iya, tunggu sebentar.” Aku lekas menuju kamar mandi.
Kami pun
berangkat ke markas, kami harus tinggal di markas dua hari sebelum
keberangkatan, untuk persiapan dan pengecekan kesehatan astronot.
Disana sudah menanti dua orang temanku, James astronot NASA, dan Hiro Astronot
JAXA. dua hari pun terlewati, berbagai pemeriksaan pun selesai, kami bertiga
pun siap untuk misi, meninggalkan keluarga untuk misi mulia dalam ilmu
pengetahuan.
Sebelum
keberangkatan, kami mempunyai kesempatan untuk berpamitan dengan keluarga yang
ikut mengantarkan ke pusat keberangkatan. Istriku memelukku dengan erat seolah
tak mengizinkanku pergi, tapi Aku mencoba untuk meyakinkanya, bahwa Aku dan dua
orang temanku akan kembali ke bumi dengan selamat. Aku mencium keningnya dan
pergi meninggalkanya menuju modul pesawat ruang angkasa.
Setelah
berpamitan, Aku dan dua orang rekanku, James dan Hiro memasuki modul ruang
angkasa dengan roket pendorong yang sangat besar, ratusan petugas NASA, JAXA
dan LAPAN ikut meramaikan suasana keberangkatan, sorak sorai masyarakat yang
ikut melihat keberangkatan meramaikan dekat area penerbangan.
Perjalanan
bumi ke Mars memerlukan waktu kurang lebih satu tahun, kami memakai sebuah
teknologi canggih yang membuat kami bisa bertahan tanpa makanan di ruang
angkasa dalam setahun, bahkan bertahun tahun. kami bertiga di“mati”kan untuk
sementara, detak jantung dan aliran darah dihentikan untuk sementara, seluruh
tubuh di bekukan hingga minus 150 derajat celsius, hal itu digunakan untuk
membuat kami tak membutuhkan makanan selama setahun di dalam modul, dengan
teknologi ini kami tidak butuh makan, kami akan “mati” tertidur untuk waktu
satu tahun lamanya, bahkan saat kami dalam mode tidur seperti ini, sel sel kami
berhenti mati, atau beregenerasi, sehingga kami tidak mengalami penuaan selama
setahun.
Kami pun
berangkat, dan kami segera di tidurkan, sistem komputer automatis yang telah di
rancang untuk menuju koordinat yang tepat akan membawa kami ke planet Mars
secara automatis, dan sistem komputer itu akan secara automatis membangunkan
kami ketika sampai di tanah merah planet Mars.
“Apa yang
sedang terjadi?” Beberapa waktu kemudian, Aku terbangun, menjumpai sesuatu yang
aneh, es di sekitar tubuku mencair mungkin sekitar tiga hari yang lalu, dinding
pesawat sudah berkarat mesin mesin hancur berantakan semua sistem telah mati,
Aku terbangun karena sistem tidurku rusak, terutama pada bagian penidur atau
pembeku. dan Aku mulai sadar kalau kami mengalami pendaratan yang gagal, namun
kami telah sampai di Mars. Aku sudah sadar, namun tubuh dan seluruh
persendianku masih tak bisa kugerakan. Aku menunggu berjam jam hingga Aku
akhirnya bisa bergerak.
Tak berlama lama Aku berjalan sempoyongan menuju mesin beku milik James dan
Hiro.
“James..! Hiro…! kalian tidak apa apa? apa yang sedang terjadi…?” tanyAku
sambil jalan sempoyongan, Aku terkejut dan shock melihat Hiro telah menjadi
kerangka, tubuhnya tertindih baja pesawat ulang alik yang penyok.
“Hiro…!! ti.. tidak mungkin, astaga.. apakah kami gagal? tunggu dulu, James..
James..!” teriAku berjalan menuju mesin tidur milik James. kemudian Aku melihat
mesinya, kacanya masih utuh, masih terlihat es dan uap bersuhu minus 150
derajat. samar samar Aku melihat wajahnya dibalik kaca setebal ilma centimeter.
Aku mulai mengambil besi bekas patahan kursi baja dan memukulkanya untuk memecahkan
tabung mesin James, berkali kali Aku mencoba hingga akhirnya pecah, keluar asap
dingin.
Terus kucoba
untuk mengeluarkan James. suhunya benar benar sangat dingin, kAku seperti balok
es, mungkin itu yang terjadi ketika Aku tak bisa bergerak tadi. Aku membuat
peralatan sederhana dari mesin kapal yang tersisa dan anehnya sudah berkarat,
Aku berasumsi bahwa kapal berkarat karena beroksidasi dengan permukaan Mars
yang berkarat juga. Aku merangkai alat itu menjadi sebuah alat pengejut jantung
dengan tegangan lIstrik kecil, mencoba untuk menghidupkan James yang tertidur
selama kurasa setahun.
“James bangunlah..! James..!” Aku terus meneriakinya berharap ia terbangun.
Ia pun tersadar, namun tubuhya masih tak bisa bergerak. Aku menemaninya berjam
jam menunggunya bangkit. ia membuka mulutnya dan mulai bicara padaku, ia sangat
kebingunan sama seperti Aku.
“Dr. Fian.. di.. dimana kita?” ucapnya disertai tubuh yang menggigil. “Apakah
sudah sampai?”
“James, pendaratan kita gagal. kita mengalami kecelakaan, dan…”
“dan apa..?”
“Dr. Hiro, meninggal.”
Akhirnya
kita berdua bisa mulai mencari tahu apa yang terjadi. kapal kami rusak parah,
semua sistem hancur, komputer mati dan ada beberapa hal yang aneh. kenapa semua
besi disini sudah berkarat? James dan Aku terheran heran melihat Hiro tinggal
kerangka yang lazimnya sudah mati bertahun tahun.
“ini aneh fian… bagaimana mungkin Dr. Hiro sudah menjadi kerangka, jika kita
mengalami kecelakaan beberapa hari yang lalu, seharusnya tubuhnya masih utuh,
belum menjadi kerangka seperti ini..” ujar James heran melihat tubuh Hiro
menjadi kerangka.
“kau benar, ini biasa terjadi pada orang yang meninggal bertahun tahun.”
Kami belum bisa berpikir jernih setelah tertidur selama setahun. kami
mengenakan helm yang masih berfungsi dan pakaian yang sedikit koyak, kami mulai
mempertimbangkan untuk keluar karena radiasi matahari yang tak tersaring
atmosphere Mars bisa saja membunuh kami berdua, tapi jika kami tetap di dalam
kapal, kami akan membusuk tanpa berusaha apapun.
“Kau siap
Dr. Fian..?”
“Ayo..”. Kami pun memberanikan diri untuk keluar, berusaha mencari tahu
sesuatu, kami mulai berpikir jika kami akan mati disini karena tak ada makanan
dan kapal telah hancur, kami tak bisa kembali ke bumi. Aku dan James sangat
rindu keluarga kami. sebelum keluar kami mencoba mencari mesin semacam black
box yang merekam kejadian dan masalah sistem di dalam pesawat. kami melihat
komputer macet dan berhenti fungsi saat pendaratan, itu yang menyebabkan kami
tak dibangunkan dan pesawat tidak mengeluarkan mode pendaratan yang menimbulkan
benturan keras yang menghancurkan pesawat kami. dan anehnya black box itu
langsung penuh dan mati, padahal itu bisa merekam data selama sepuluh tahun.
kapal kami terkubur pasir dan batuan merah Mars, kami berusaha keluar dengan
susah payah.
Walaupun
terlihat seperti gurun tandus dan panas, namun suhu disini seperti di kutub
karena jauh dari matahari dan ditambah atmosphere Mars yang tak mampu membuat
efek rumah kaca. kami berjalan menyusuri Mars, Aku membantu James meneliti
tanah dan tanda tanda kehidupan, berkilo kilo kami berjalan sangat pelan karena
gravitasi yang sangat kecil disini. dan kami terkejut melihat sebuah rumput
kecil tumbuh dari pecahan batu, kami tercengang, dan ternyata di Mars ada
kehidupan walau berupa tumbuhan. Namun kejutan terbesar bukan disitu.
“Ja.. James.. tolong lihat ini.” ujarku dengan mata molotot melihat sesuatu
yang tak pernah kuduga. ada KOTA PERADABAN, kota itu kecil, bangunanya terbuat
dari besi. kami benar benar tercengang dan terdiam. kami mendekat untuk mencari
bantuan.
“Astaga… Aku tidak percaya ini.”
Dari jauh seseorang mirip manusia, dan ternyata memang manusia, memakai seragam
aneh berhelm gelap mengendarai kendaraan terbang seperti sepeda motor. kami
meminta bantuan dan berteriak, ia menghampiri kami dan menodongkan senjata api.
tiba tiba saja ia menembakan senjata itu ke arah kami, kami langsung menghindar
dan melihat batu meleleh terkena tembakanya.
“hei… apa apaan ini, Fian.. lari…!” teriak James berlari menjauh dari sosok
misterius itu. Dan anehnya orang itu berbicara bahasa kami, bahasa inggris,
kami benar benar bingung dan tidak mengerti. kami berdua berlari sekuat tenaga
dikejar orang asing itu. kami melihat sebuah pangkalan terbang dengan lambang
NASA..!, dan ada kendaraan mirip piring terbang perak. kami langsung masuk ke
dalamnya, kami tak tahu cara mengendalikanya, namun ada simbol simbol dalam
astronautic engineering yang Aku tahu, kami pun lepas landas dan dikejar oleh
orang orang Mars yang aneh itu. ini adalah hal yang tak pernah kami bayangkan
sebelumnya, ini GILA..!
“fian… Aku
benar benar tak mengerti, mengapa ada kehidupan dan mengapa ada lambang NASA di
kota asing ini..?” kata James kebingungan.
“Aku juga sangat bingung, ini bisa membuatku gila, kecelakaan, alien Mars, lalu
apa lagi..?”
Kami berangkat pulang menuju bumi dan berharap menceritakan semua yang kami
rekam dalam benak kami ke seluruh penduduk bumi. Kendaraan ini berjalan dengan
kecepatan luar biasa, mungkin 30 persen dari kecepatan cahaya. kami dengan
cepat sampai tanpa menggunakan sistem tidur kami. kami mulai mendekat ke bumi.
dan ada hal janggal yang sangat aneh di depan mata kami. bumi tak lagi hijau,
semua benua menjadi gurun, dan lebih anehnya benua amerika selatan berpisah
dengan amerika utara di laut atlantik.
“ohahh..!! apa yang terjadi.! apa Aku gila..!!?” teriAku, Kami mendarat dan
ingin tahu apa yang terjadi. ternyata terjadi perang yang mengerikan di bumi,
kami mendarat di pulau jawa, disana juga berperang. entah apa yang mereka
perebutkan, namun baju dan senjata mereka benar benar asing lebih mirip baju
orang Mars yang mengejar kami.
“hei..! sedang apa kalian, cepat berlindung..!!” teriak seorang wanita
berpakaian perang. wanita itu mengajak kami untuk berlindung. kami dibawa ke
markas militer Jawa.
“NamAku,
Elin… kalian aneh sekali, baju macam apa itu..?!” kata wanita berusia 20
tahunan.
“seharusnya kami yang tanya seperti itu…” .Wanita itu membawa kami ke tempat di
bawah tanah. disana kami ditolong dan di interogasi oleh orang orang militer.
kami berdiskusi sangat lama. dan kami mulai memikirkan kejanggalan kejanggalan
dari mulai kami mendarat di Mars. pesawat kami tiba tiba jatuh karena sitemnya
rusak, black box begitu penuh padahal itu bisa merekam sampai 10 tahun lamanya,
kapal sudah berkarat seperti berpuluh puluh tahun, mayat Hiro sudah tinggal
kerangka, yang artinya Hiro sudah tewas bertahun tahun lamanya, dan kata
penduduk bumi sekarang, orang orang yang berada di Mars adalah para pemimpin
bangsa dan bangsawan kaya raya yang tidak peduli dengan nasib manusia dan
mereka pergi meninggalkan bumi ke Mars, membangun peradaban baru. kami tidak
tertidur selama hanya setahun, ada kesimpulan yang kami tarik dari semua
masalah ini, kami melihat kalender aneh, dan menyadari kami berada di MASA
DEPAN.
Kalender menunjukan tahun 2115, yang artinya kami tertidur selama seratus
tahun.!!!. dan dunia ini tengah berperang, perang nuklir, berawal ketika negara
negara adidaya memperebutkan hasil hasil bumi dari negara negara lain, PBB
sudah tidak ada, perang tak bisa terelakkan, dunia terbagi menjadi dua, blok
barat dan blok timur, seluruh negara asia dan afrika bergabung menjadi satu
aliansi yaitu Lemuria, sementara sebagian eropa bergabung bersama amerika
membentun blok timur atau aliansi Atlantis. perang makin pecah ketika musnahnya
hasil bumi kerena bom atom, musnahnya barang yang mereka perebutkan menjadi
perang semakin memanas, ini perang dendam, perang kehancuran. inilah perang
dunia ke tiga. perang ARMAGEDDON.
“jadi kau
dari masa lalu dan tertidur selama seratus tahun..?” tanya wanita itu.
“kurasa begitu..”
“maukah kalian kembali ke masa kalian, dan membantu kami..?” tanyanya.
“bagaimana..?” tanya James.
Kami bersama tentara gerilya jawa, sebuah negara hasil pemekaran indonesia.
mereka mencoba membuat mesin waktu dan berusaha mengubah masa depan dengan
kembali ke masa lalu, mereka berkali mengirimkan tentara ke masa seribu tahun
lalu untuk mencegah invasi, namun mereka semua menghilang dan tak kembali.mesin
waktu ini memanfatkan teknologi mini wormhole, kelemahanya adalah hal ini tidak
pasti. wormhole bisa menghilang kapan saja, dan kadang ketika terjadi kesalahan
perhitungan tiba tiba, orang yang dikirim bisa musnah dari alam semesta, atau
terkirim dan nyasar ke dimensi lain.
Markas kami
diserang, banyak dari kami yang terluka.
“James..!!” teriakku melihat tembakan menembus dada James.
“ech.. maafkan Aku Fian, tolong, selamatkanlah masa depan sebisa mu…”
“tidak tanpamu, kau harus bertahan, Aku akan cari pertolongan.”
“ti.. tidak, sudah tak ada waktu, Aku sudah tidak kuat, Aku yakin kau bisa
tanpa Aku.”
hal yang sangat ku sesali adalah, James tak terselamatkan, ia tewas, dan
berwasiat kepadAku untuk melAkukan sesuatu untuk masa depan bumi. akhirnya di
tengah tengah bencana, Aku memberanikan diri untuk masuk mesin waktu dan kembali
kemasa ku, meski itu akan membunuhku. mesin waktu milik Jawa membuktikan bahwa
alam semesta tidaklah pararel, artinya masa depan bisa dirubah.
“Elin..!! tolong hidupkan mesinya, Aku akan berangkat.”
“apa kau yakin, kemungkinanya sangat kecil.. terlalu berbahaya.”
“sudah nyalakan saja, jika Aku berangkat resikonya Aku akan mati, tapi jika Aku
tetap tinggal kita semua akan mati tanpa usaha.”
“baiklah.. tolong selamatkan dunia, Aku percaya padamu..” akhirnya mereka
mengirimkanku kemasa seratus tahun yang lalu. mesin mulai menyala, Aku membawa
kunci mesin waktu di tanganku, Aku merasakan energi besar menghancurkan tubuhku
seukuran nano. dan pandangan kabur, Aku mulai berpikir mungkin ini adalah akhir
hidupku, dan mungkin Aku akan gagal. Aku tidak berharap ini akan berhasil, Aku
serahkan semua pada tuhan, tapi Aku berharap satu hal… Aku berharap… semua ini
hanya… MIMPI.
“Ayah…
sekarang kau harus berangat ke markas, dua hari lagi keberangkatanmu, ayo
bangun..!!”. Aku terbangun, Istriku membangunkanku. Aku sadar Aku berada di
tempat tidurku. Tunggu dulu, aneh, ada yang salah… apa yang terjadi?
Semua ini gila, aneh, aneh dan aneh… semua seperti terulang sebelum
keberangkatanku ke Mars seratus tahun lalu, Aku ingat ketika tentara jawa dan
Elin mengirimkanku ke masa 100 tahun tepat di tahun 2015. dan Aku tersadar
berada si atas tempat tidur lengkap dengan piyama ku.
“ma… apa yang terjadi?!, aahh..!! ada apa ini..!!?” Aku kebingungan, dan hampir
gila.
“apanya yang terjadi? kau baru saja kesiangan, dasar suami tukang tidur..! kau
mimpi buruk ya..?”
akhirnya Aku berkesimpulan. itu semua hanya mimpi.
Aku mulai
berangkat dari rumah bersama Istriku menuju kantor nasa, mengenakan jas putih
dinas ku. untuk pemeriksaan dua hari sebelum keberangkatan, sama persis dengan
mimpi anehku.
Sesampainya disana, Aku segera menuju ruang kesehatan, sesuatu terjatuh dari
saku jas putih ku. Aku terkejut dan melongo, mengetahui sesuatu yang terjatuh
itu adalah… KUNCI MESIN WAKTU lengkap dengan simbol JAVA milik tentara jawa.
Aku langsung sadar, mereka mengirimkanku ke 100 tahun yang lalu, memutar
balikan dimensi ruang dan waktu hingga Aku kembali ke tempat tidur, waktu
mundur hingga awal keberangkatanku. Istriku membentakku ketika Aku terdiam
membisu.
“ayah…kenapa kau ini.?” tanya Istriku.
“tidak, ada sesuatu yang harus Aku lakukan, kau tunggu disini ya.” Aku
berangkat tergesa gesa menuju pusat mesin NASA, bila semua itu bukan mimpi,
maka kecelakaan itu juga nyata, dan berarti ada dua tugas yang harus kulAkukan,
mengingatkan seluruh petugas NASA akan sistem komputer yang eror, dan memberi
pesan untuk tidak melakukan invasi kepada negara lain, karena jika itu mereka
lakukan maka 100 tahun yang akan datang, dunia akan hancur, Aku memegang amanah
dari generasiku di 100 tahun yang akan datang.
Aku bertemu
James dan Hiro di sana, tentu saja ini seratus tahun sebelum armageddon terjadi
dan mereka masih hidup bersamaku, sesaat Aku terlihat seperti orang gila karena
semua kegilaan ini.
“hai Dr. Fian, kenapa kau terlihat panik, apa kau stres karena keberangkatan
dua hari besok?” tanya James.
“oh tidak Mr. James, ada sesuatu yang sangat penting yang harus kulakukan.”
“ehmm.. Dr. Fian, sejujurnya Aku semalam bermimpi aneh, Aku bermimpi ditembak
orang aneh dan Aku tewas, Aku melihatmu di sisiku” ternyata kejadian 2015 juga
ikut terbawa ke ingatan James walau dalam bentuk mimpi.
“kurasa kau perlu istirahat Dr.” Aku meninggalkanya.
Sebelum
berangkat Aku memerintahkan petugas engineering lain untuk memeriksa sistem
operasi, prosesor, dan sistem daya listrik komputer. dan mereka terkejut ketika
mendapati kerusakan pada setiap yang kusebutkan tadi. penerbangan di tunda tiga
hari untuk perbaikan
“bagaimana kau tahu semua ini Dr. Fian?” tanya Dr. Hiro, Aku turut senang
melihatnya hidup, bukan dalam bentuk kerangka.
“dari mimpi” kata ku terus terang, ia kelihatan bingung, namun kami segera
menyiapkan segala persiapan.
Hari pun
berjalan sama persis seperti seratus tahun yang lalu, kami memberi salam pamit
pada keluarga dan berangkat ke planet Mars.
kami sampai dengan selamat. dan ajaibnya, sama seperti dalam ingatanku, kami
menemukan rumput kecil di Mars, kami membawa salah satu samplenya ke bumi. kami
kembali dengan selamat di bumi pada tahun 2017. kami mendapat penghargaan
ilmuwan dan pahlawan international, mereka ingin memberi kami permintaan untuk
tanda penghargaan. James meminta laboratorium baru, Hiro meminta untuk
mendirikan unversitas astrogeologi di china. sepertinya Aku sudah merubah satu
masa depan.
Aku masih
punya satu tugas, amanat dari 100 tahun yang akan datang. Aku diberi permintaan
istimewa juga. permintaanku agak aneh. Aku minta di buatkan sebuah monumen
setinggi monas dengan bertuliskan perjanjian perdamaian negara di dunia dan
dihapuskanya invasi atas negara lain, tugu yang terbuat dari perunggu berlapiskan
alumunium itu disetujui masyarakat sedunia. dengan begini perang armageddon tak
akan terjadi. ketika Aku pensiun Aku mencoba menceritakan kisah ini dalam
bentuk novel fiksi ilmiah.
Catatan:
Seratus tahun kemudian, bumi benar benar damai, tak ada peperangan, teknologi
yang ramah lingkungan berkembang pesat. semua itu juga tak lepas dari menumen
kuno yang dibangun seratus tahun yang lalu oleh Dr. Fian, astronot yang
mengubah masa depan. “masa depan itu bisa diubah atau tidak, tergantung masa
sekarang. tuhan tak akan mengubah nasib suatu kaum, melainkan kaum itu yang
mengubah masa depanya sendiri”
“Aku berangkat…” kata seorang wanita cantik berusia 20 tahunan bernama Elin,
yang sedang berangkat kuliah. ya.. tentu saja masa depan sudah berubah…
TAMAT
Cerpen
Karangan: Aliffiandika
Facebook: Muhammad Irsha Havada
Siswa kelas X SMA NEGERI 6 MALANG